Sabtu, 04 Mei 2024
  • Selamat datang di website kami mtsn5jkt.sch.id
  • Selamat datang di website kami mtsn5jkt.sch.id

Sunyi Kicauan Malam

Malam itu pukul 01.30 di kesendirian diriku memandang gelapnya langit malam namun naluriku berkata dibalik itu ada sebuah kehidupan abadi yang pasti semua manusia mengetahuinya.

Duduk termenung dan melayang jauh pikiranku dengan senyuman ku bersyukur saat selepas ibadah tarawih ku berikan sebuah bingkisan kepada anak kecil yatim yang ayahnya adalah teman bercakap ku saat masih hidup bang jae ku panggil itu namanya walau nama lengkapnya jaenudin.

Kebanggaanku masih dapat memberikan yang terbaik di malam penuh keberkahan dan ampunan dialah Ramadhan yang berarti pembakaran.

Pembakaran yang dimaksud adalah sebuah pernyataan motivasi bagi pemeluk sebuah agama yang di ridho oleh Allah SWT.

Dalam satu tahun hanya satu bulan kita membelenggu sebuah karakter harian  yang kadangkala di sadari atau tidak di sadari sudah membelenggu diri kita,emosi,ego,amarah yang kesemuanya bernada miring dan penuh dengan penekanan terbawa arus globalisasi intrik ke AKU an padahal itulah yang harus di belenggu di saat Ramadhan ini tiba.

Prasangka dan Penerbitan arus alam bawah sadar kita yang mencuat ke permukaan tanpa memandang siapa yang dihadapi asal luapan lahar yang membara tersalurkan dan mengalir begitu saja tanpa adanya TANGGUL yang menghalangi dan itu berjalan hingga dalam kurun waktu 11 bulan dari 12 bulan yang di ciptakan oleh NYA.

Itulah mengapa Ramadhan datang dalam satu bulan agar yang sebelas bulan terlunaskan dan terbayar dengan kesaktian pahala yang di janjikan.

Namun itu tidaklah mudah seperti kita membalikkan telapak tangan,walau dalam Ramadhan ada mata pelajaran Tarawih,shadaqah,Tadarus,Tidur ibadah,mulut berbau kesturi dan lainnya.

Ditambah terbukanya pintu syurga tertutupnya pintu neraka dan ditambah dirantainya para  penggoda dan penjerumus manusia untuk menjadi mitra di api yang sangat panas (baca: neraka) .

Namun semua itu tidak menjadi jaminan terbakarnya karakter yang sudah mendarah daging dan menyatu dengan darah amarahnya manusia.

Itulah kita butuh sebuah kunci pembuka rantai yang membelenggu pasukan yang akan menyerang di dalam bulan suci ini.

Lihat saja di Ramadhan masih terjadi adu otot,adu fisik,tawuran,bahkan mengintil pula musibah dan kecelakaan baik kapal,mobil atau lainnya.

Lalu apa kunci itu…?

Kunci  ilustrasinya mempunyai gerigi yang saat di putar untuk membuka lalu mengikat erat hingga terkuak engsel di dalam badan pintu itu.

kedua dengan tangan dapat memutar berarti ada pegangan untuk tangan itu sendiri.

Kalau diterjemahkan

Yang pertama “Gerigi” bisa mengikat serelah diputar lalu membuka dengan sebuah hentakan.

filosofinya: Buatlah kunci dalam diri kita dahulu apa itu dialah “Niat” bukan sekedar ucapan lapadz tetapi membuka aura hati yang merupakan pangkal dari semua penyakit sanubari kita yaitu tadi keegoan,amarah,privatisasi nisbi,termasuk ke ria an dan lainnya. kalau itu semua sudah di gerigi setidaknya meminimalisir  puasa kita hanya dapat lapar dan haus ketika dibuka catatan amal puasanya alias nol.

Pegangan kunci yang ditekan oleh tangan untuk supaya dapat berputar.

filosofinya: berpedoman kepada ajaran puasa para ambiya dan auliya yang selalu menekan hati dari mencuatnya  rasa ketidaksukaan,mencuatnya pandangan,mencuatnya harga diri dan masih banyak mencuatnya dalam diri kita padahal sedang berpuasa yaitu menahan.

Sebagai renungan kita teringat bahwa:

1. Puasa itu menyehatkan (metabolisme tubuh yang berlebihan)

2. Sehatkan Hati dari penyakit hati

3. Peduli terhadap apa yang kita tau diantaranya rasa peduli dan membantu terhadap fakir miskin dan anak yatim

4. Kualitasnya ibadah walau tidak mengesampingkan kuantitas ibadah itu sendiri

5. Banyak mengirimkan proposal (doa) kepada Allah SWT yang suatu saat pasti di kabulkan sesuai janjinya

“Berdoalah kepada Ku niscaya AKU akan mengijabah doa doa mu.

aamiin.

Sumber :

Artikel Lainnya